1. STIGMA , DISKRIMINASI
DAN HIV/AIDS
Pendahuluan :
• Stigma ádalah suatu ancaman, sifat atau
karakteristik bahwa masyarakat menerima ketidaknyamanan yang sangat tinggi.
Mendapat ancaman membuat seseorang menerima stigmatisasi. (Goffman, 1963)
• Stigmatisasi ádalah tindakan memvonis
seseorang sebagai buruk moral.
• Kasus
HIV & AIDS terus meningkat, dalam waktu 6 tahun jumlah meningkat 6 kali
lipat, dari 4.159 di thn 2003, menjadi 26.632 di thn 2009
• Estimasi
angka ODHA Indonesia di thn. 2014 sekitar 541,700 orang (KemKes, 2008).
Stigma pada ODHA menjadi
faktor penentu yang mempercepat penyebaran HIV
Suatu proses yang dinamis dari devaluasi
“pencemaran atau kehilangan kepercayaan seseorang dimata orang lain
* Stigma pada ODHA terjadi dalam berbagai aspek yang dapat menjadikan dan memperkuat konotasi negatif terhadap HIV/AIDS yang dihubungkan dengan perilaku marginal.
Perilaku Marginal :
* Pekerja sex
* Pengguna
NAPZA
* Homosex
Diskriminasi
* Merupakan aksi atau perlakuan nyata
terhadap seseorang yang diberikan stigma
* Diskriminasi pada ODHA terjadi pada tingkat :
* keluarga
* masyarakat
* institusional
* nasional
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Stigma
1.HIV/AIDS ádalah penyakit yang mengancam hidup.
2.Ketakutan untuk kontak dengan HIV
3.Hubungan HIV/AIDS dengan perilaku seperti
homosexual, IDU, PSK dan sebagainya.
4.ODHA dinilai sebagai penyakit yang dibuat
sendiri.
5.Religi atau kepercayaan yang menyamakan HIV/AIDS
dengan kesalahan moral, seperti penyimpangan seks yang pantas mendapat hukuman.
6.Status sosial ekonomi, usia dan gender.
7.Kurangnya pengetahuan yang benar mengenai
HIV/AIDS.
FAKTOR PENYEBAB
STIGMA & DISKRIMINASI
* Kurang pengetahuan
* Salah persepsi
* Kesalahan mencari tindakan & pengobatan
* Pelaporan epidemi yang kurang benar
PENGARUH
STIGMA
Stigma
menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
1.Perubahan pandangan terhadap seseorang (social identity).
2.Penolakan atau penurunan kesempatan interaksi sosial.
3.Kesempatan berkurang, misal perumahan, pekerjaan, mendapat
pelayanan kesehatan.
4.Perasaaan malu dan membenci diri pada penilaian masyarakat.
Memungkinkan
pengurangan kualitas hidup seseorang.
Strategi Menangani
Stigma
1.Di pelayanan kesehatan
2.Di Masyarakat
3.Petugas HBC (Home Based Care).
4.Kelompok agama/kepercayaan
5.Media.
Tempat Kerja.
KEGIATAN POKOK DALAM MENURUNKAN
STIGMA &
DISKRIMINASI
* Mencegah stigma
* Menolak diskriminasi, ketika terjadi
* Mempromosikan dan melindungi HAM
PROGRAM KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
* Meningkatkan partisipasi kelompok ODHA
dan kelompok beresiko
* Menyediakan sumber-sumber untuk merubah
persepsi dan perilaku
* Meningkatkan pelayanan
* Memberikan pemahaman yang benar
mengenai HAM
BEBERAPA UPAYA YANG
DILAKUKAN DI INDONESIA
* Menyebarluaskan informasi
* Pemberian pelayanan komprehensif
* Pembentukan dukungan kelompok sebaya
* Upaya meningkatkan kesejahteraan
KEGIATAN
YANG DILAKUKAN
•Edukasi ODHA, OHIDA, masyarakat
•Kunjungan rumah
•Pemberian nutrisi tambahan
•
•Meningkatkan kesejahteraan
PERAN MASYARAKAT
* Bersedia mendapat informasi
yang benar
* Menyediakan sumber-sumber
MODEL
. EFEK STIGMA
1.Perubahan
mengenai bagaimana seseorang dipandang oleh orang lain (identitas sosial)
2.Penolakan
sosial atau penurunan penerimaan dalam interaksi sosial
3.Keterbatasan/kehilangan
kesempatan seperti misalnya tempat tingla, pekerjaan, akses terhadap pelayanan
kesehatan.
4.Perasaan
malu dan benci pada diri sendiri
5.Menurunkan
kualitas hidup seseorang.
6.Meningkatkan
diskriminasi
7.Pelanggaran
HAM (ODHA dan keluarganya).
8.Pemicu
epidemi HIV/AIDS
9.Menghambat
upaya pencegahan dan perawatan.
10.Pasien akan berlarut-larut dalam diam dan penyangkalan.
11.Memperkuat marginalisasi pada ODHA dan siapa saja yang rentan
terhadap infeksi HIV
Etik, asas etik dan
prinsip etik
Prinsip-prinsip Etik:
–
Self-Determination
–
Privacy
–
Anonymity & Confidentiality
–
Fair Treatment
–
Protection from Discomfort & harm
–
Informed Consent
Informed
Consent
•Pengecualian
informed consent pada testing bisa dilakukan apabila :
– pasien dalam kondisi emergensi
– Narapidana yang melakukan kejahatan
seksual di
LAPAS
•ODHA
harus memberikan persetujuan untuk VCT, kunjungan rumah, rujukan dan terapi
•Sebelum
dilakukan prosedur atau tindakan apapun harus dijelaskan kepada ODHA termasuk
keuntungan dan kerugian dari tindakan tersebut, Tanyakan apakah ODHA sudah
paham betul
•Persetujuan
ditandatangani oleh ODHA dengan disaksikan oleh saksi yang ODHA pilih
. ETIK, ASAS ETIK DAN
PRINSIP ETIK
Etik à adat
kebiasaan yang baik
[yang seharusnya dilakukan]
Azas Etik:
-Menghormati otonomi
klien
-Kejujuran
-Tidak merugikan tenaga
kesehatan dan klien
-Manfaat
-Kerahasiaan
-Keadilan
Prinsip-prinsip Etik:
-Empati
-Solidaritas
-Tanggung jawab
Perilaku profesional
dalam pemberian askep ODHA
Askep dengan
memperhatikan aspek etik dalam merawat ODHA:
1.Do No
Harm (Tidak Menyakiti)
2.Otonomi
3.Equality
[keadilan]
4.Kerahasiaan
5.Inform
Consent
6.Perilaku
profesional
Perawat sebagai anggota
tim harus memperlihatkan sikap dan perilaku profesional baik ketika merawat
ODHA di klinik, rumah sakit maupun saat kunjungan rumah.
Sikap dan perilaku profesional seperti :
1) Mengikuti protokol
atau SOP dalam melakukan tindakan atau prosedur
terhadap ODHA
2) Selalu aktif
berpartisipasi dalam diskusi kasus dengan tim kesehatan lain
3) Terus mempertahankan
dan meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan klinis
4) Disiplin
5) Terlihat siap dalam
bekerja
6) Menepati janji dan
komitmen
7) Menjaga hubungan
professional dengan ODHA, tim kesehatan lain dan
kolega sendiri
8) Perawat selalu
menjaga kesehatan dan penampilan agar menjadi role
model bagi ODHA dan keluarganya.
Tatalaksana penurunan stress dan burnout dalam pemberian askep
ODHA
Stres bisa terjadi
akibat :
1.Kejenuhan
bekerja,
2.Kelelahan
fisik,
3.Kekurangan
jumlah perawat atau bahkan psikologis
akibat
4.Merawat
ODHA yang memiliki masalah perilaku.
Stres apabila dibiarkan
dapat mengakibatkan “ Burn out”
Cara mengendalikan
stress kerja :
ØTerbuka
dengan teman atau atasan, biasakan mengemuka kan kesulitan dan masalah dengan
cara yang asertif
ØTetap
menjaga kesehatan sendiri
ØSelalu
berfikir positif
ØOlah
raga secara teratur, makan makanan seimbang dan cukup, lakukan relaksasi secara
berkala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar